Angin berhembus menerpa
rambut ku dengan halus diiringi dengan sebuah musik adat dayak yang tak ku
mengerti apa artinya. Musik ini serasa pas mengeringi perjalanan ku Ke rumah
Bue.Jalan yang ku tempuh ke rumah Bue sungguh indah pemandanganya di sana sini
ku lihat ladang yang sedang ditanami oleh beberapa orang petani
.”Adik ini dari kota ya ?” aku tersentak mendengar seseorang yang
tadi tidur di dekat ku kini bangun.
“Iya kak saya berasal dari
kota Jakarta,
saya kesini untuk mengujungi Bue.”
sambil tersenyum aku menjawab pertanyaannya.
”Pantasan begitu heran
melihat pemandangan ini.”.Tak
sempat ku tanya mau apa beliau kesini Bus yang kami tumpangi berhenti.
“Kita sudah sampai”,teriak
supir pada semua penumpang,Kami
pun turun.
“Kambang!!” teriak seorang yang memangil nama
kecil ku,setelah kulihat kekiri dan kekanan kudapi Bue sudah berdiri di pojok
jalan .
“Sudah ku bilang Bue nama ku
Puput bukan Kambang!”sambil
ku tekuk muka ku di hadapanya.
“Itu gara – gara ibu mu yang ga mau
memberi nama mu Kambang,padahal artinya bagus”.
”Ya terserahlah pikir ku
dalam hati”. Aku pun diajak Bue berjalan
kaki ke rumah Bue yang memang jauh terletak di ujung jalan.
“Lusa kita menugal” kata Bue
memulai pembicaran.
”menugal Bue..?, ngapain tuh ?”membuatku bertanya tanya dalam hati.
Bue pun malah tersenyum dan tertawa ketika ku tanyakan hal itu.
“ Kita sudah sampai kata Bue!”aku terbelalak kaget melihat sebuah
rumah dengan panjang kira – kira 50 meter dan tinggi 15 meter sebuah rumah
dengan ukuran besar menurutku,disitu pandangku melihat berbagai ukiran suku dayak yang tak mungkin
dibuat dengan waktu singkat dan memerlukan ketelitian yang tinggi di belakang
rumah terhampar daerah persawahan yang kira – kira 1 hektar. Sungguh rumah yang
indah.
“Juru foto udah datang tuh!” ejek seorang sudah lama ku kenal.
”kak Nina, ngapain di sini?
kakak gak kuliah ya? Pasti bolos lagi tu Bue!” sambil tertawa balik mengejeknya.
“Enak aja aku ke sini
disuruh Ibu mu, kali aja mau lompat lagi ke sungai gara – gara di
putusin”membalas ku dengan balik mengejek.
“Sudah – sudah cepat masuk
kalian Bue sudah masak enak”sambil
menarik kami berdua masuk ke dalam. Di dalam ku liat interior ruangan yang di
penuhi dengan beberapa lukisan khas dayak.
“Itu apa Bue ?” tunjuk ku pada sebuah lukisan yang
menggambarkan orang berpakaian adat dayat sambil membawa Mandaudan
tameng,anehnya lagi dia memakai topeng burung elang.
”Namanya Pangkalima
burung,dia sama seperti orang sakti atau orang kuat.” Tutur Bue padaku sambil berjalan menuju ruang makan.
”Berarti sama dong dengan Ninja dan
samurai di jepang”kata ku pada Bue.
“Bisa di bilang begitu, tapi Pangkalima burung
ini konon memiliki kesaktian dan
keberanian.” Canda Bue sambil
menarik turunkan alisnya.
“Seperti Kera sakti ya
Bue”potong Kak Nina sambil tertawa.
”Wajar lah bue mahasiswa
Antropologi kerjaannya neliti kera sakti” Canda ku sambil tertawa kecil. Kami
pun sampai di meja makan,setelah membuka tudung saji ku dapati sayur yang aneh
dan berwarna coklatkemerahan.
”Apaan ni Bue”Tanya ku pada
Bue.
“Itu namanya sayuran
Kelakai, sejenis tumbuhan paku yang hidup didataran rendah,sedangkan yang
dipakai untuk dijandikan sayur adalah daun mudanya yang berwarna merah pekak
karna dimasak dengan cara di oseng makanya berwarna coklat kemerahan,masa anak
SMA ga tau kelakai makanya liburan didalam kota gak usah sampai ngelingkahin
pulau!”jelas
Kak Nina pada ku sambil tertawa kecil.
“Lagian pulau Kalimantan gak
ada yang rame situs yang di kunjungi sedikit mau ke museum selalu tutup,katanya
sih jam kunjung sama dengan hari kerja jam 8 sampai jam 3 terus weekend tutup
lagi,bagaimana bisa tahu apa aja yang di hidup di Kalimantan dan terus apa aja
peninggalanya kan jadi susah serba gak tau.”.ucap ku pada kak Nina dan Bue.
“Nanti lagi ngomongnya makan
dulu!”
ucap bue pada kami berdua yang sedang memperdebatkan tentang aku yang sama
sekali tidak tau apa – apa dengan bahasa,flora,sejarah tentang pulau
Kalimantan.
Setelah selesai makan aku
pun diantarkan ke kamarku di ujung lorong sebelah kiri tempat diletakannya
patung-patung. Ku rebah kan badan ku yang serasa remuk ke kasur yang memang
empuk seperti di hotel. Ternyata ini tempat liburan yang akan mendidik generasi
muda agar lebih tau tentang sejarah adat dayak yang dikatakan Bue beberapa
tahun lalu.
Ku lihat di sekeliling kamar
tak ada TV dan AC, yang ada Cuma lemari,kamar mandi, dan kasur. Aku mulai
berpikir tentang kata – kata guru ku sejarah tempat mengenal tempat yang kita
pijak.
Memang aku dari sekolah
dasar tidak pernah diajarkan tentang bahasa dayak,kami hanya diajarkan tentang
bahasa asing dan bahasa Indonesia itu
dikarnakan aku bersekolah di tempat swasta. Menyebalkan aku seperti orang ling
lung karna tidak tau apa – apa disini mengenai sejarah dan bahasa dayak
“Kambang!!” teriak seorang dari belakang pintu
kamar ku. Pasti kak Nina, mau apa sih dia kesini ga tau apa orang kecapean dari
perjalanan.
“Ada apa sih ka Nin….” Aku
terdiam melihat yang berdiri bukan kak Nina tapi seorang perempun dengan tinggi
kira – kira 160cm,dengan mata yang sipit,rambut yang panjang,tubuh yang tidak
begitu gendut atau pun kurus ku pikir sedang untuk seorang perempuan yang
cantik.
“Nama ku Risa aku tinggal di
dekat sini kata Bue aku di suruh buat
nemani kamu buat Hunting foto di sekitar sini karna Kak Nina punya urusan
mendadak dan baru saja pulang sore tadi”. Tuturnya pada ku menjelaskan
“Ya dia sudah pulang kukira
masih bisa ngobrolin lagi” kata ku pada Risa yang berdiri di samping pintu sambil memberikan ekspresi kecewa.
“Ga usah kecewa gitu besok
kita jalan – jalan dan lusa kita menuggal”tuturnya pada ku sambil melemparkan
senyum manis.
”ngomong – ngomong menuggal
itu apa sih “Tanya ku pada Nina dengan hati bertanya – tanya.
“Kata bue kamu harus mencari sendiri gak boleh nanya in
itu,sebelum menuggal Bue akan menanyakanya,aku pergi dulu besok pagi baru aku
kesini”lalu pergi meninggalkan ku.
Ngeremehin aku bue ini, dikira aku ga bisa nyari taunya sendiri
pikir ku dalam hati. Kuambil segera BB ku di dalam tas ku ketik arti menugal
didalamnya alangkah terkejutnya aku tertulis penelusuran anda tidak cook dengan
apapun, ya ampun apakah ga ada yang nyumbang artikel di internet sampai kamus
bahasa dayak susah banget dapatnya. Ku gamau nyerah lantang ku dalam hati.
Aku pun pergi ke keluar
kamar, ku lihat ada seorang yang entah
dari mana sudah berada disitu cukup lama,mungkin pada waktu mengobrol dengan
Nina wajah keberadaanya tertutupi oleh Nina, Kak sapa ku dengan lembut,”iya de”
tak memandang ku mungkin karena keasikan membaca buku yang ada ditanganya.
“kakak ini siapa tanyaku
lagi” sambil melihat ke arah buku yang dia baca
berutuliskan bahasa dayak ngaju
“Nama kakak Rini, Kak seorang
penerjemah dari bahasa dayak ke bahasa Indonesia” sambil tersenyum padaku.
Senyum yang aneh pikir
ku,mungkin dia seorang bawahan Bue yang di suruh menciptakan keadaan seperti
ini, kurasa aku seperti seekor ikan yang dilemparkan makanan yang berbau racun, aku nggak akan ke makan
ini ucap ku dalam hati.
“Aku mau tidur dulu kak
besok mau cari objek foto buat kenang – kenangan “ sambil kutunjuk arah jarum
jam menunjukan angka 10 pertanda ini
sudah malam.
“selamat malam kambang” hah
hatiku terkejut apakah ini permainan yang di ciptakan fisikolog itu, sungguh
menarik aku akan mendapatkan jawaban sendiri, Tanpa memakan umpan yang
ditebarkan nelayan itu, tapi lelah sekali hari bukanya tubuh saja tapi batin ku
juga serasa di peras. Bue mungkin tau aku orangnya mudah menyerah biarpun itu
tak ada imbalanya, mungkin ini karna didikan orang tua itu.
Angin berhembus dingin
sekali malam ini munkin karna tempat ini terletak jauh dari pabrik – pabrik
yang ada di kota. Kutarik selimut dan kututupi badan ku yang serasa membeku.Aku
pun terlelap tidur hingga terbangun ketika esok hari.
“Kambang” terdengar suara
seseorang memanggil dari luar,siapa sih pagi buta begini memanggil pake nama
ane itu pula.
“Jadi ga hunting fotonya,
sudah jam 8 nih “ Oh iya hari ini aku harus nyari foto buat koleksi ku.
“iya tunggu sebentar” jawab
ku ku ambil handuk lalu mandi segera. Setelah selesai kupakai jelana panjang
jeans kesayang dan jaket putih
kebangganku ku ambil kamera yang sudah kuletakan di atas meja aku sudah siap ucap
ku dalam hati.
“Risa sudah lama ya “ sambil
mentup pintu dan menguncinya dengan rapat “sebelum pergi kita makan dulu ya “
apa mungkin sayur kelakai lagi rasanya memang lumayan enak dan gurih .
“Mana Bue“ ucapku pada Risa
“ Bue bisa jam segini lagi di ruang kerjanya,mungkin lagi nulis buku” memang
susah ya jadi seorang fisikolog sekaligus penulis pagi buat begini udah duduk
di depan komputer pikir ku dalam hati .
“Meong” terdengar bunyi nada
sms ke dalam BB ku, ku buka segera sms yang masuk kedalam BB ku, ya orang itu
lagi udah ku tolak mentah – mentah masih aja ngesms nanyai kabar pula.
“Dari siapa sih, pacarnya ya
nanti ku adukan Bue lo masih SMA udah
pacaran” kata Risa bergurau padaku.
“Bukan siapa siapa ko Ris,
kita makan aja dulu dari pada ngurusin ni sms” agar risa tak mengungkit hal
ini.
Setelah makan kami pun
berjalan keluar rumah, di sini tak kagum – kagumnya aku melihat keindahan alam
hutan yang terbentang luas dengan sawah yang belum ditanami sungguh tempat yang
bagus berlibur melepas penat dan lelah. Belum lepas kekaguman ku pada alam
kulihat beberapa anak sedang menari di iringi musik dayak yang ku dengar di
dalam bis
Ku ambil kamera dan ku
arah kan pada sawah dan hutan juga tak
luput ku ambil foto anak – anak tadi yang lengkap dengan busana khas adat dayak
.
“Itu namanya tarian manasai
” ucap Risa padaku. Manasai tarian khas
Dayak buat upacara adat yang dilakukan di daerah ini mereka melakukan
untuk acara – acara tertentu..
Ku lihat seorang sedang
bernyanyi nyanyi kecil di jalan dengan kata – kata manuggal. Semua sudah
selesai aku sudah menang Bue,aku sudah menang.
Tak pernah ada pertanyaan
yang tidak bisa di jawab, takada tipu yang tak bisa di ungkap, dan semua yang
tersembunyi akan keluar jika kita lebih meperhatikan.
Keesokan harianya aku
disuruh pergi ke tanah lapang disana kudapati Ka Nina, Kak Riska, Kak Ridwan ,
Kak Fadhli dan Risa mereka semua adalah cucu Bue, aku sangat terkejut melihat
mereka.
“selamat pagi semua” kata
kakek yang berada di belakang kami yang membuat kami lebih terkejut.
“pertama Bue akan
menjelaskan mengapa kalin tidak saling bertemu rumah ini jika kalian lihat
sangat besar kemungkinan bertemu Cuma 40% seperti yang terjadi pada Nina dan
Puput,tetapi kalian dipisahkan di dalam rumah yang sama dengan tempat berbeda
tanpa saling mengetahui satu sama lain ada disini untuk mendidik pandangan
kalian terhadap kebudayaan”apakah hanya itu alasan kakek meminta kami disini dan bagaimana
dengan pertanyaanya.
“kakek juga ingin mengetahui
jawaban kalian tentang menuggal , kakek mulai dari kamu Kemuning” betapa
susahnya kami menahan tawa mendengar nama kecil kak Nina dipanggil
“Jangan ketawa kalian!!” tegur kak Nina pada kami yang tak bisa
menahan tawanya “jawaban saya makan Bue karna saat di luar kamar ada penerjemah
membaca sebuah tulisan yang bertulis menuggal.
Kemudian setelah nama ka
Nina dipanggil nama sepupu ku yang lain juga dimintai keterangan denga soal
yang sama hingga kepada ku.
“Jawaban saya Menanam padi
karena saat saya berkendara ke sini saya bertemu orang yang terus mengganggu
dalam bahasa dayak tentang padi dan menuggal,saya juga mendengar orang yang
bernyanyi tentang menuggal disawah. Intu
petak itu adalah kuncinya kanBue” kulihat Bue begitu takjub melihat ku menjawab
dengan benar dibanding sepupu ku yang lain.
“Jawaban mu benar Kambang!” ucap kakek padaku, aku merasa sangat
bangga karna akulah yang benar.
“Sebagai imbalan, kamu boleh
meminta apa saja” ucap Bue padaku dengan senang
“Aku ga akan meminta yang
muluk – muluk aku hanya meminta Bue memanggil nama kecil kami lagi ,karna kami
sangat bangga setelah mengalami ini ”Ucap ku padanya
“Bue akan mengabulkanya jika bisa menguasai bahasa
dayak dengan pasih!”
canda Bue pada kami.Kami pun
melaksanakan Kegaiatan menuggal seperti janji Bue pada kami dengan hati
gembira. Cerita ini berakhir disini dengan argumen ku yang berubah” bahasa
adalah komunikasi masa lalu dan masa depan, mungkin ?”
Terimakasih mas ceritanya sangat menghibur :D
ReplyDeleteThanks Infonya Gan
ReplyDeleteJangan Lupa Kunjungi : http://billkhayriantasiregar.blogspot.com/
Ceritanya sangat berwawasan dan seru, top deh!
ReplyDeletemakasih gan.., jadi terhibur.
ReplyDeletelumayan buat yng lg nganggur
ReplyDeletewow bagus nih. saya suka
ReplyDeleteJujur gan ngebosenin
ReplyDelete