Ini artikel lagi, entah beberapa bulan ini keadaan
sekitar bikin saya terpacu buat artikel dibanding buat bikin lanjutan seri Web
novel. Tidak bisa ditoleri pikiran saya sekarang terfokus pada hal – hal yang
bersifat aktual sehingga untuk masuk ke fiktif sepertinya agak susah karena
tuntunan keadaan yang masih memerlukan pemikiran yang seperti ini.
Kemarin, mungkin lebih tepat
beberapa hari yang lalu ada seorang penulis yang bercerita menggarap tulisnya
pertama kali dan itu pertama kali dia nulis. Itu tidak istimewa, semua orang
memiliki kejadian utama tapi kurasa bagian dia yang paling berkesan. Tulisannya
di terbitkan dan sudah dicetak 3 kali. Itu gila, freak dan dunia tidak adil
atau apapun yang bisa saya katakan.
Ada perasaan kesal, sedih dan
kecewa. Disatu sisi saya bangga karena mengenal dia dan dia adalah orang yang
pertama memacu saya kembali menulis, di sisi lain rasa kecewa itu berbisik. Ok
ini membuat saya berpikir ada yang salah dengan diri saya atau memang dia yang
terlahir dengan kualitas yang lebih hebat.
Setiap penulis tahu, kalaupun tidak
tahu mereka pasti mengerti. Awal dari menulis itu seperti menggores air. Tidak
ada yang membekas dan hanya tersisa kegagalan disana, kenapa kegagalan ? karena
dirimu sekarang yang menganggap hal itu adalah kegagalan. Anda akan merasa
melakukan banyak kesalahan dan orang lain juga merasakan hal yang sama, tapi
ajaibnya penulis satu ini memiliki keberutungan bak si Untung.
Perlu diketahui di Indonesia sendiri
ada ratusan penerbit dari indipeden dan major. Setiap penulis memiliki kualitas
berbeda dalam menerbitkan tulisan. Mulai dari genre, jenis, hingga untung rugi
selalu masuk dalam ranah pertimbangan mereka. Jika di indonesia buku cetak
sekolah adalah buku yang paling banyak terjual disusul komik, dan novel. Maka
anda akan mengerti kalau novel berada di garis paling akhir. Selain harganya
yang relatif mahal, novel memiliki peminat yang sedikit dan buku itu tidak
habis dalam sekali baca.
Jika dari 2.500 rata –rata buku
terbit tiap bulan maka novel dicetak kurang dari 700 judul baru dan dari 700
itu sekitar 500 berasal dari penerbit major. Berarti dalam setahun ada sekitar
6000 judul novel baru. Itu adalah hitungan kasar, realitanya hanya 30% dari
total yang saya sebutkan tapi dalam kalkulasi ini ada sekitar 6000 pilihan tiap
tahun dan dia sudah mendapatkan 1,5 tahun pembaca yang selalu membeli bukunya.
Mengerti sekarang alasan saya
mengatakan hal itu gila ? tidak mudah untuk menjual buku berjenis novel. Itu
sulit dan perlu promosi dan hal – hal marketing yang sulit untuk dipahami. Pada
akhirnya keberuntungan seperti itu akan membuat penulis baru begitu percaya
diri. Seratus persen saya yakin dia akan menulis buku baru lagi. Ah, seperti
melihat jenius baru yang terlahir dari para penjudi.
Penjudi ? yah mungkin nama itu yang
masih melekat padaku. Setiap bulan mengirim novel baru dan setiap harinya
menulis rilisan dari Web Novel tidak ada kata yang lebih baik dari penjudi.
Entah 10 atau 20 tahun aku baru punya nama yang bisa tertata di rak buku. Tapi
aku yakin, suatu hari kita akan sama – sama berada dalam rak buku untuk saling
bersaing. Siapa yang paling banyak terjual, hai para penulis baru
Dunia industri buku emang menakutkan apalagi kalau liat angka penjualan dan menembus penerbit. Semangat berkarya!
ReplyDelete