Maaf sebelumnya buat Gin Anjar, karena beberapa minggu saya sibuk dengan naskah dan yah saya juga mulai untuk belajar beberapa hal, jadi baru sempat bikin Review untuk Web novelnya. Sebelumnya untuk yang minta Review di LiNE mungkin gak bisa saya lanjutkan berhubung postnya saya lupa dimana dan sudah sampai orang keberapa yang pasti postnya sudah tenggelam jauh ke bawah.
Web novel yang akan saya Review kali
ini adalah Agnistone. Ini diterbitkan di akhir tahun 2015 mungkin tepatnya
sudah 5 bulan berjalan. Ehm biasanya dalam waktu 5 bulan kalau saya nulis sudah
selesai atau sudah masuk label Pending. Tapi Agnistone masih tetap berjalan
hingga Review ini terbit.
Cerita awalnya mengenai mutan
bernama Jaka Lanang. Kategori Sci-Fi, kalau mengenai mutan saya jadi ingat
X-men. Pada chapter pertama dicerita Jaka sedang memeriksa mesin kemudian
bertemu dengan Alex yang mengatakan dia dipanggil. Cerita selesai, ok ini
pertama kali saya baca pembukaan yang simple gak ada barentem, gak ada kasus,
gak ada sesuatu yang membuat saya tertarik untuk baca chapter selanjutnya.
Untuk jenis Web novel yang berada
pada tahap Seri dimana Anda menerbitkan seri ini setiap minggu atau bulan,
setidaknya pada 3 chapter awal harus memenuhi kondisi yang bisa dikatakan
menghibur, menarik, dan meninggalkan kesan. Jika itu tidak menarik akan membuat
pembaca langsung mendrop cerita anda. Ini dari segi marketing naskah tersebut.
Dari segi bahasa dan tulisan, tentu
saja sudah cukup rapi tapi chapter yang sedikit membuat saya tidak bisa menilai
terlalu banyak. Chapter selanjutnya yang diselipkan komedi membuat situasi
serius yang tadinya datang berubah menjadi sedikit lucu. Memang bagus
mengabungkan serius dan humor tapi setidaknya penulis terlebih dahulu menimbang
takaran untuk tulisnya sehingga tidak menghilangkan kesan yang ada atau malah
berubah menjadi garing.
Berikutnya Karakter yang dibuat
membuat saya jadi merasa ah seperti ini, ah begitu, ah lagi – lagi begini. Karakter
dengan sikap yang terlihat baik dan mempunyai kehormatan yang tinggi menjadi
poin yang menambahkan kalau karakter ini ya begini aja. Sebenarnya sebagai
penulis kita juga harus memikirkan karakter yang nantinya berguna sebagai poin
penuh, tapi jika karakter terlihat, ehm pasaran akan menjadi nilai minus
kedepannya.
Secara naluri seseorang akan memukul
balik jika dipukul dan karakter ini tidak melakukannya itu membuktikan kalau
penulis masih berpegang pada tokoh malaikat dan iblis. Istilah ini muncul pada
beberapa tahun belakangan yang menggambarkan penokohan antagonis dan pratagonis
mengalami penurunan khususnya dalam sinetron dan film. Tokoh yang hanya bisa di
bagi menjadi baik dan jahat seolah memperjelas kalau ada malaikat dan setan,
tidak ada manusia yang bermain di dalamnya.
Banyak lagi yang mungkin akan membuat
penulis menaruh penanya jika saya berbicara secara subjektif, tapi secara
keseluruhan cerita ini menarik dan saya cukup nyaman membacanya. Saya salut
karena tidak menemukan typo, aah semoga kedepannya saya bisa belajar dari
penulis Agnistone.
LINK>> Storial
LINK>> Storial
Terima kasih mas Liyando sudah review. Terima kasih atas masukannya. Jaka itu kebangetan baiknya. Haha. Oke. Ini jadi catatan saya kedepan.
ReplyDeleteniceee gans
ReplyDelete