Siapa yang tidak kenal dengan Gramedia pustaka, mereka adalah grup terbesar jika menyangkut hal – hal kepenulisan dan memiliki begitu banyak cabang toko buku dengan label gramedia diseluruh Indonesia. Tapi banyak yang belum mengenal gramediana.
Yap
imprinting dari grup Gramedia yang berbasis online memberikan kemudahan
pemesanan buku dalam bentuk digital. Yang lebih mengejutkan lagi gramediana
seakan dibuat untuk membendung penerbit indie yang tersebar di seperti jamur. Mereka
menerbitkan buku selfpublsihing dalam format digital.
Sedikit
menggali lebih tampaknya gramedia cukup takut dengan keberadaan selfpubsing
sehingga mereka mengeluarkan vendor yang mengelola penerbitan selfpubsing
sekaligus memberikan tempat penjualan pada buku – buku terbitan mereka yang
diubah ke dalam bentuk digital. Sekali tepuk dua nyamuk jatuh.
Indonesia
mungkin masih terasa awam dengan bentuk digital yang diperjual belikan. Entah kenapa
saya sendiri terkadang merasa tertipu jika membeli buku digital dari amazon
atau website sejenisnya. Ada perasaan yang tidak enak jika saya sedikit lengah
buku tersebut bisa saja terhapus dari gadget saya, walaupun saya bisa mengunduh
lagi dari website yang bersangkutan.
Tidak
seperti lawannya Nulisbuku.com dan Bitrate tampaknya Gramediana terlihat begitu
lengah, tidak ada promosi yang berkaitan dengan selfpublisihing dan tidak ada
umpan balik bagi para penulis yang menerbitkan buku ke pada editor seakan
memberikan pukulan telak sekali lagi untuk pemula.
Seolah bimbingan
dari Editor adalah hal yang bisa diuangkan dari luar konteks pembelajaran bagi
seorang penulis, seakan membuat penerbitan seperti berada pada ekonomi
kapatalis. Walaupun terkesan melebih – lebihkan beberapa penulis pasti
merasakan tidak bisa mencapai apa yang mereka mau tanpa bimbingan seorang
editor. Penulis dan editor adalah kata yang tidak bisa dipisahkan sampai saat
ini.
Kembali lagi
pada Gramediana yang menyampaikan tutorial sederhana tapi penulis tidak
menyadari kalau itu tidak memberikan keutungan apapun dan terkesan merugikan. Memang
pada dasarnya ladang selfpublishing seakan menggiurkan tapi hal itu tidak
berarti apa – apa jika melihat lebih jelas.
Jika penulis itu sendiri tidak memiliki fans atau orang yang mau membeli
buku yang dia terbitkan dia akan hancur.
Berharap
promo dari sebuah penerbit tidak akan membantumu untuk meningkatkan nilai jual,
ditambah lagi jasa editor yang ditawarkan di gramediana sangat mahal Rp 12.500
perhalaman dengan EYD, tata bahasa dan masukan dari editor, ini benar – benar gila.
Seolah tidak puasa dengan buku yang jual mereka meraup keuntungan lagi dari
penulis yang ingin memoles karyanya agar terlihat layak baca.
Diluar itu
semua layani diberikan Gramediana cukup baik, penulis diberikan akun bagi yang
ingin membeli dan menjual produk mereka. Kita juga bisa melakukan pay out jika
sudah memenuhi kuota yang diinginkan.
No comments:
Post a Comment