blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Tuesday 13 October 2015

MY LAW CHAPTER 12



Title    : My Law
Genre  : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 12

Vodoo
            “Jadi dia tertangkap,ahahahaha!!!” suara Nebula yang membuatku sedikit kesal, entah kenapa perempuan ini begitu senang menertawai sesuatu.

            “Terus cara mencari Kak Nimala?” aku berusaha sabar tapi wajah Nebula masih membuat kesal hingga saat ini.

            “Kakak mau mencarinya kan?” kalian ini atas belas kasihan dari Valen membuat Nebula menghela nafas, kurasa dari awal Nebula berniat mengerjaiku.

            “Ehmm, serikat apa yang menangkapnya?” aku diam, kalau saja aku sudah tahu. Mungkin aku tidak akan duduk diam di trotar saat ini.

            “Hah! Terus ciri – ciri orang yang mengkap siluman kuda itu?” aku sama sekali tidak ingat, yang jelas aku menghancur seorang berbadan gelap dan orang yang memerintahkannya sama sekali tidak kuingat.

            “Aku hanya dengar dia mengatakan “Pationa” apa lah!” Nebula menatapku seolah dia sedang menyerah dengan semua ini, kemudian dia melirik Valen yang sepertinya menatapku dengan wajah sama, apa kedua nenek ini tidak mengerti perkataanku.

            “Kau tidak menghajar salah satu dari mereka?” Valen terlihat masih mencoba menggali informasi lebih dalam dariku.

            “Aku menghajar pria berbadan gelap, dan saat aku meremukan kepalanya dia berubah menjadi pasir!” mereka berdua terdiam, aku tidak tahu apa yang terpikirkan tapi tampaknya Nebula tersenyum lebar.

            “Itu serikat Vodoo kan?” suara Valen terlihat tidak terlalu yakin tapi Nebula mengangguk setuju dengan apa yang dia ucapankan.

            “Ya ampun, apa yang dipikirkan oleh mereka!” suara Valen membuat Nebula semakin tersenyum senang. Kenapa aku merasa Nebula mengharapkkan sesuatu yang buruk saat ini.

            “Kalau begitu Valen, lakukan sekarang!” ucap Nebula membuat Valen mendesah pasrah, gadis ini segera mengatakan sesuatu dan sebuah lubang berwarna hitam muncul ddi depan kami.

            “Ini akan menarik!” Perkataan Nebula saat itu membuatku menjadi sedikit ragu saat mengikuti langkah mereka masuk ke dalam lubang hitam. Dan saat aku sadar untuk membuka mata aku sudah berada di tempat yang terlihat gelap dengan bukit – bukit yang mengitari tempat ini.
            “VODOOOOOOOOOOOOOOOO!!” suara Nebula membuat seluruh kawasan bergetar dan beberapa orang yang memakai pakaian serba hitam segera keluar dari balik bukit.

            “Nona Nebula?” suara orang tua yang terlihat begitu menghormati Nebula segera datang menghampiri kemudian menunduk memberi hormat.

            “Nona?” aku tidak pernah berpikir orang tua ini tidak mengenali nenek – nenek dihadapannya.

            “Brengsek, kalian disini masih saja melakukan hal kotor!” Nebula segera menghemepaskan laki - laki tadi dengan mantra anti gravitasi membuat laki – laki ini terpental jauh.

            “Tetua! Beraninya wanita itu melakukan hal kotor, semuanya persiapkan serangan!” beberapa orang mulai ribut membuat kami bersiap untuk mengantisipasi serangan dari mereka.

            “BODOHHHH!!!!” suara tetua tadi terdengar nyaring menggema membuat orang – orang ang ribut tadi mendengarnya.

            “Dia Alkemis terkenal Nebulania dari Baghad dan Valentina dari London, aku tidak mengingkan pengorbanan nyawa yang sia – sia!” orang tua itu berteriak membuat semua bawahanya berdiri mematung tapi masih menatap kami dengan wajah kebencian.

            “Sepertinya Nona memiliki kesalah pahaman disini!” aku terdiam menatap Nebula dengan pandangan bingung, sementara Nebula seperti menenangku dengan wajah mengejeknya.

            “Siluman kuda yang kami bawa adalah bahan mentah yang bagus untuk dibuat sebagai ramuan pemanjang umur. Apa kau tahu itu?” wajah Tetua itu berubah pucat dia segera menatap seuluruh bawahanya dan kemudian salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah kantung.

            “Unchea!” katong itu berbuah menjadi besar kemudian memperlihatkan Kak Nimala didalamnya.

            “WAAAAA!!! Tuan!” semua orang memandang keheranan saat Kak Nimala mendekatiku sambil berlinang air mata.

            “Ahahaha, gadis kecil yang malang!” dia langsung menatap Nebula dengan tatapan membunuh membuatku kembali menghela nafas panjang.

No comments:

Post a Comment