Kemarin
kita sudah nangkring di salah satu penerbit? jepang yang menerbitkan Light
novel, sekarang saya mau nangkring dulu di tempat orang yang nulis Web novel.
Web novel di jepang juga populer menurut sumber yang saya baca dan beberapa
karya dari komik hingga novel yang mengangkat penulis Web novel. Web novel sendiri sudah saya terangkan di pos yang lalu.
Web novel memiliki peran tersendiri
dibandingkan penerbit yang menerbitkan buku dalam bentuk fisik maupun bentuk
digital. Di Jepang ada beberapa perusahaan IT yang mengelola para penulis web
novel yang memiliki pontesi. Ada yang menerbitkannya dalam sebuah buku seperti
MF books kemarin, adapula yang memberikan royalti berdasarkan jumlah pengunjung
situs dan adapula yang memberikan kontrak kepada penulis.
Kalau di Indonesia saya sendiri
masih belum banyak tahu Perusaha IT atau startup yang memberikan royalti
berdasarkan visitor kebanyakan hanya memberikan tarif dari 3000 hingga 100.000
tergantung konten yang dibuat itu pun bisa dibilang untuk penulis freelance. Tulisan yang diangkat pun bukan bentuk cerita bersambung hanya sebuah
konten blog yang sering diperdagangkan.
Web novel yang saya baca saat ini
Monolight sculptor, itu dalam bahasa korea kalau versi indo atau inggrisnya
mungkin sudah ada. Tapi sekarang yang kita lihat web novel dari tate no yuusha no nariagari dari
jepang yang sudah mendapat adaptasi komik dan Light novel.
Simple sebuah sinopsi kecil yang
disisi dengan judul, tidak gambar ataupun hal menarik. Itu menunjukan kualitas
konten sangat diperhitungkan. Bagi saya penulis ini memiliki feel tersendiri
dimana orang – orang berlomba untuk membuat karakter tanpa cacat. Penulis ini
mendeskirpiskan karakter dengan sifat pendendam dan perhitungan membuat saya
meragukan konteks dari kata jahat yang sering di dengar.
Penulis ini adalah maniak dimana
setiap hari dia melakukan pos pada ceritanya setiap hari, pernah saya
mendapatkan lebih dari satu pos dalam satu hari. Nulis 1 cerita itu memang
mudah kalau di awal tapi melanjutkan hingga ratusan bab bukan cara yang bijak
bagi saya. Saya harus menunggu respon pembaca baru bisa menulis cerita
lanjutnya. Jika tidak ada respon saya akan tetap diam di tempat, mungkin itu
membedakan kami saat ini.
Di
bagian yang lain kita akan melihat pos review tidak seperti dalam sebuah blog,
yang berkomentar tidak sampai satu baris. Penulis di jepang adalah ladangnya
pujian dan hinaan, kenapa saya bilang begitu, satu komentar di sana terkadang
bisa mencapai satu lembar. Bagi mereka yang tidak tahan dengan kritikan hanya
bisa pasrah menutup laptopnya. Bahkan kebanyakan penerbit melarang penulisnya
yang tidak tahan dengan komentar untuk membuka internet sekedar mencari tahu
bagaimana respon tulisannya.
Yah
sekian artikel dari saya tentang penulis Web novel tate no yuusha, kalo ada
yang ingin ditanyakan silahkan lewat kolom komentar.
Wih ngeri juga kalo sampe 1 halaman hinaannya. Saya aja 3 paragraf pendek aja udah 'ah'.
ReplyDelete