blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Wednesday 11 February 2015

Makes She Fall in Love chapter 11

Title    : Makes She Fall in Love
Genre  :School, Psychological, Romance
Author : Liyando 
Chapter: Misi 11 Mengakhiri…

            “Haha…”

            Rika memegangi perut seperti orang kesakitan, gadis ini terpingkal – pingkal mendengar ucapanku. Beberapa saat kemudian tawanya reda berganti dengan wajah serius.

            “Aku tak akan pernah menjadi Ika yang dulu, Jun!”

            Kata – katanya tegas sorot matanya tajam. Gadis ini seolah bersandar di sebuah batu besar. Tidak ada yang mampu menghalanginya.

            “Demi aku?”

            “Kamu?”

            Pekiknya bingung menatapku dengan satu alis terangkat. Gadis ini kemudian tersenyum masam. Seolah sedang memakan jeruk nipis dan mengatakan hal itu enak.

            “Yah, jika kamu yang berubah mungkin semuanya sudah tahu!”

            “Apa maksudmu?”

            “Hanya gurauan!”

            Rika kemudian pergi setelah mengatakan itu, membiarkan aku terpaku di sini. Masih banyak kebingungan yang aku tidak mengerti. Mengapa aku kehilangan ingatanku saat TK dan kenapa semuanya bisa terjadi.

            Dengan langkah lunglai aku berjalan menuju terminal bus. Aku masih termenung dengan kata – kata Rika dan aku seakan dipermainkan disini. Apakah aku tikus percobaan mereka yang dapat mereka tentukan arah jalannya.

            “Hoi, bagaimana rencanamu?”

            Jaket kulit berwarna coklat dan celana jeans serta topi berwarna biru yang bertuliskan “I don’t care” membuatku sedikit kesal. Bagaimana mungkin Bari bisa dengan santai mengatakan hal itu dengan penampilan yang menyebalkan.

            “Tidak ada peningkatan, semakin kesini semuanya terasa rumit!”

            “Menyusahkan saja, kenapa kamu tidak memeluknya dan mengatakan jangan pergi lagi. Kurasa itu akan jauh lebih baik!”

            Kata – kata Bari barusan membuatku terdiam, ada sedikit perasaan aneh saat dia mengatakan hal bodoh tadi. Tapi entah kenapa aku segera berdiri dan mulai berlari ke arah Rika berjalan tadi.

            Benar, itu dia. Aku hanya perlu mengatakan aku jatuh cinta padannya dengan begitu dia akan jatuh cinta padaku. Semuanya sudah terkumpul, potongan – potongan puzzle yang berhamburan membuatku melupakan tujuan utamaku. Persetan dengan ingatan masa lalu yang terpenting aku hanya perlu melangkah maju.

            Rika berdiri di samping enstelase toko dengan pakaian gaun terusan berwarna putih. Rika terlihat seolah merindukan sesuatu. Inilah saat yang tepat dengan memanfaatkan keramain aku hanya perlu membuat pengakuan.

            Dengan lembut aku menarik tangan Rika kemudian mendekapkannya pelan. Tidak ada perlawan dari Rika lebih tepatnya Rika tidak bereaksi apa – apa.

            “Aku ingin mengatakan sesuatu!”

            “Apa…”

            Suaranya bergetar seperti hendak menangis mungkin dia sedikit kaget dengan kehadiranku, aku tidak berani menatap matanya dan hanya melihat ke depan. Melihat kerumunan orang yang berhenti memperhatikan kami.
           

            “Kurasa kamu jatuh cinta padaku!”

            Tidak ada reaksi, tapi tiba – tiba Rika memeluk erat bahkan pelukan pertama tidak serat ini.

            “Aku jatuh cinta denganmu seja lama, aku tahu itu!”

            Aku berhasil, ini adalah jalan terbaik dan ending yang kuharapkan, mengalir dengan tenang tanpa perlawanan. Sang gadis di lumpuhkan, harga diriku terambil kembali dan semuanya selesai.

            “Tapi maaf, aku tidak memiliki rasa seperti itu!”

            Pipinya memerah, kakinya gemetaran. Satu hal yang membuatku akan tertawa nanti. Aku berhasil. Membalaskan semuanya, jerih payahku terbayar dengan wajah itu. Aku bisa mengatakan aku puas.

            “Hey, Ju apakah itu caramu membalas dendam!”

            Aku mengangguk, Rika tersenyum manis bahkan orang – orang yang ada di dalam keramain Nampak menahan tawa. Aku setuju dengan mereka wajah kesal Rika terlihat lucu.

            “BUUKKK!!”

            Itu bukan suara jatuh, itu harga diriku yang ditendang Rika dengan kekuatan penuh sambil tersenyum. Aku terduduk lesu sambil memegangi selakanganku, oh yah ini sakit sekali bahkan melebihi sakit saat kakiku dulu patah.

            “Ehhhmm, itu jawabanku Ju!”

            Gadis psikopat ini, apa dia tidak tahu rasanya sangat menyakitkan dan bahkan orang – orang mulai tertawa melihatku. Senyum Rika semakin mekar menyaksikan hal itu, aku bersumpah akan membalas hal ini.

No comments:

Post a Comment