Di balik sebuah
kesempurnaan seakan terbesit dalam otakku ketidak sempurnaan, Manusia di
lahirkan dengan sempurna memiliki semuanya. Tapi entah kenapa saat menjalani
hidup mereka akan segera berubah menjadi orang yang menggap dirinya serba
kekurangan. Menggap dirinya mempunyai kekurang yang di sebabkan oleh orang tua.
Dalam hal bermasyarakat
manusia sempurna di gambarkan dengan orang yang kaya dan serba berkecukupan.
Sebaliknya dalam ilmu kedokteran orang yang sempurna itu berarti sehat dan
tidak memiliki penyakit apapun.
Tapi dalam hal matematika sempurna berarti tepat tidak tergantikan dengan angka
apapun
Yah benar, ketidak sempurna
atau kesempurnaan hanya prakata yang dibuat manusia untuk menggambarkan status sosial mereka.
Semua kembali ke diri masing – masing. Menjadi
orang yang hebat bukan berarti harus hebatkan. Begitu juga, jika kita ingin di
anggap lebih baik dari orang lain.
Begitu juga dengan kita
para penulis, menjadi penulis bukan berarti harus serba sempurna. Tidak
memiliki kesalahan apapun dan menjadi panutan dari yang lain, memang dari segi
manapun kita sendiri menilai diri kita hebat. Tapi apakah orang lain akan
mengatakan hal yang sama, tentu saja tidak.
Orang yang tidak sempurna
di mata orang lain pasti akan terus berkembang, menaiki satu tingkat kesuksesaan
setiap dia membetulkan ketidak sempurnanya. Sebaliknya orang sempurna akan
terus berjalan di tempat tidak bisa naik dan tidak bisa turun.
Apakah kita mau menjadi
orang yang tidak sempurna seperti tadi ? Tentu saja tidak maukan, semua orang
akan terus berkembang hingga dia mati nanti. Dan semua hal yang sempurna tidak
akan pernah ada jika kamu terus berkembang.
No comments:
Post a Comment