Title : My Law
Genre : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 04
Genre : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 04
04 MONSTER
Nebula masih tetap dengan
tatapan terkejutnya, aku yang tidak begitu mengerti tentang yang dikatakannya
hanya bisa diam, tapi entah kenapa suasanya berubah menjadi sedikit mencekam
ada perasaan takut yang tiba – tiba melandaku.
Perasaan ini membuatku ingin segera lari, tapi kaki ini seakan diikat diatas
tanah. Tanpa aba – aba aku dibuat bersujud. Nebula yang tampak biasa saja
dengan keadaan ini membuatku semakin tidak mengerti tentang dunia ini.
“Buah yang masih hijau belum tentu enak untuk di santap, apa ini yang kau
janjikan?” Orang dengan tubuh tinggi besar melangkah pelan kedepanku. Makhluk
mengerikan ini memiliki tubuh manusia tapi kaki seperti banteng. Berdiri tegap
sambil membawa kapak besar di punggunya.
“Monster”pekikku terkejut.
“… ”monster ini memandangku degan pedas
dari kedua bola matanya.
“20 menit, buat dia mati dan kau akan mendapatkan beberapa alat sihir!” Nebula
berkata seolah menawarkan sebuah barang.
“Dia
bahkan bisa membunuhku dalam 5 detik!” teriakku kesal pada Nebula, tapi dia
hanya tersenyum sedikit.
“Kau
tidak akan mati, percayalah!” ucapnya membuatku semakin ragu dengannya, aku
segera mundur beberapa langkah karena tidak percaya sedikitpun dengan kata –
kata bodohnya.
“Mau coba lari. Kau buah hijau!” Monster ini berkata kemudian melempar kapaknya
ke arahku. Aku reflek menunduk membuat kapak itu terbang di atas kepalaku
beberapa Senti.
“GUHAAHAA!!”
itu tawa yang menyeramkan.
“Dia
akan membunuhku!” jeritku kini mulai berlari.
“Lumayan, untuk pemanasan!” Monster itu berkata lagi, ada kilatan kesenangan di
wajahnya. Kupikir dia adalah seorang pisikopat atau orang gila yang sangat
menyukai melukai orang lemah sepertiku.
“Hey, kalau kau berkata seperti itu terus. Kau mungkin tidak mendapatkan alat
sihir!” Nebula berkata santai sambil melambai kepadaku dengan senyum jahat di
wajahnya.
“Sungguh jika aku lolos dari ini, akan kubunuh kau penyihir gila!” Aku
menyumpah dalam hati sambil terus berlari.
“Kita selesaikan ini sekarang juga!” Monster itu berkata dengan nada arogan
kemudian melempar kapaknya ke atas lagi setelah memungutnya.
“Hey sebenarnya apa yang kau lakukan, kau bodoh seharusnya kau lempar ke depan!”
Aku berkata dengan nada setengah berteriak tapi monster itu hanya sedikit
tersenyum.
Kapak yang di lemparnya ke atas tadi, tiba – tiba berbelok arah menuju tempat
ku. Bahkan sihir atau apa yang monster ini pakai mengabaikan gaya gravitasi.
Seberapa mengerikanya sihir yang di pakai mereka, dan kenapa tidak ada
informasi yang keluar di kepala ku tentang makhluk ini.
“Gunakan sihirmu, bila kau tidak ingin mati. Cukup mudah hanya membayangkan!”
Nebula berkata keras, aku tidak mengerti kata – katanya hanya “membayangkan”
dia gila, bagaimana aku bisa membayangkan jika aku terus di kejar kapak aneh
ini.
‘Tunggu dulu, sihir ini mengejarku kan berarti dia tahu aku.” Aku berkata pelan
pada diriku kemudian langsung duduk, mencoba untuk berkonsetrasi dengan apa
yang kupikirkan.
“Reject!” aku berkata pelan, tiba – tiba aku bertukar tempat dengan monster
itu, dia langsung terkena kapak miliknya. Darah mengalir dari punggungnya turun
ke bawah, aku menjadi takut jika kapak itu mengenaiku, mungkin bisa jadi mayat
seketika nantinya.
“Kau mengerikan” Nebula berkata
dengan nada takut dari wajahnya, bersama keterkejutannya.
“Mengerikan?”
aku bertanya, Nebula hanya masih melotot.
“Itu
sihir yang menghabiskan 2000 manamu, dan itu butuh 8 tahun untuk menguasainya
bahkan dari keturunan aslinya!” Nebula berkata dengan ekspersi senang.
“Sihir, 2000 mana, 8 tahun, aku tidak mengerti, penyihir kampret!” Aku berkata
pelan, Nebula terkejut. Tapi kurasa aku yang lebih terkejut, dia tidak
menghampiri teman monsternya yang sudah bersimbah darah malah menghampiri ku di
sini.
“Hallo, apa mantra ketua tidak bekerja lagi pada mu” Nebula berkata dengan nada
jengkel, tapi aku merasa makin bingung.
“Apa kamu idiot?” Nebula berkata lagi.
“Kamu yang idiot, aku hampir mati!”
“Ini latihan!”
“kalau selesai mungkin, sudah mati!”
“Tidak ada yang mati, saat aku melatih mereka. Aku pelatih berpenglaman.”
“Kalau begitu berapa tahun kau melatih mereka, aku cemas! Jangan – jangan semua
yang kau latih sudah gila, setelah latihan ini selesai!” aku berkata dengan
nada kritikal, tapi Nebula tersenyum dengan wajah mengejek.
“100 tahun!” ucapnya bangga.
“BOHONG??” ucapku menentang.
“Benar, umur ku sekarang 118
tahun” ucapnya lagi dengan penuh rasa bangga, kurasa ada kilatan kebanggaan
yang terpacar dari dua bola matanya yang hitam.
“Jadi kau
nenek ?” ucap ku menyidir. Nebula langsung jengkel.
“Yah, aku nenek dan sekara-“
kata – kata Nebula terpotong. Saat ketua kami, Virgo datang dengan wajah penuh
takut.
“Alah…
Nenek ya!” ucap virgo membuat Penyihir ini langsung bberdiri dan menatap tajam
pada Virgo.
“Berhentilah
mengejeku gadis brengsek!” sang nenek pun marah gini menggertakan giginya, tapi
aku sedikit tidak terkejut kalau di dalam Rasa da orang yang berumur panjang.
“Kidan!
Ini pil pembelajaran, kalau kau ingin mencari sesuatu makanlah ini! Pilmu hanya
bertahan 30 menit!” aku terdiam saat melihat tabung yang berisi hampir 1000 pil
di dalamnya, ini diroduksi dimana seharusnya pemerintah lebih memperketat
penjagaan.
“Dan
satu lagi, besok kau akan pergi ke sekolah seperti biasa dan 2 minggu lagi akan
kami pindahkan!” aku menatap Virgo seperti orang di sambar petir.
“Tunggu
dulu, aku harus balas dendam dengan Boomber itu!” Virgo mendesah kemudian
mengambil sebuah kertas.
“Yang
menyerangmu saat itu bukan Bommber tapi serikat Ras, mereka terdiri dari 66 Ras
hebat dan ratusan Half Ras. Mencari Bommber sama saja bunuh diri!” ucap virgo
memamerkan sebuah labang naga yang mengeliling gelas emas.
“Aku
akan membunuh Bommber itu, kalau kalian tidak membantu aku bisa sendiri!” Virgo
kembali menghela nafas kemudian menunjuk salah satu lambang.
“Kami
adalah Vodonium perkumpul dari berbagai macam Ras dan makhluk gaib akan
melakukan serang pada mereka untuk membentuk suatu sistem yang baru!” aku
terdiam mata Virgo kini terlihat lebih serius.
“Kalian
berperang?” Virgo mengangguk membuatku segera paham apa yang dimaksudnya. Mungkin
tidak ada kesempatanku untuk bertemu dengan Bommber itu jika di tempat lain. Tapi
Di Vodonium aku punya kesempatan.
No comments:
Post a Comment