Title : My Law
Genre : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 01
Genre : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 01
01 Tragedi
“Setiap orang mempunyai tujuan
hidup. Tujuan itulah yang membuatmu bisa hidup hingga titik darah hidupmu.
Sedangkan untuk menggapainya dibutuhkan motivasi. Motivasi itulah yang harus
dimiliki untuk bertahan hidup, singkatnya tanpa motivasi kita seperti manusia
tanpa tujuan, fase inilah yang di sebut fase kriminal. Dimana seseorang hanya
hidup untuk kesenangan dunia tanpa memikirkan orang lain. Menurutku Motivasi
itu berasal dari keluarga, kekasih, sahabat, teman, kerabat, dan impian.” Itu
adalah kaliamat terpanjang yang kudengar dari mulutnya walaupun berisik, entah
kenapa wanita dari bagian Interpol ini membuatku sedikit kesal
“Mungkin tesis Anda akan
mendapat nilai C mbak, jika menggunakan data yang tidak relevan begitu!” kali ini aku
membalas ucapannya dengan wajah sedikit santai, walaupun tertutup Hodie yang
kukenakan dia menatapku seolah menatap seorang musuh.
“Hey Phoeniex, aku cuma beberapa
tahun diatasmu, jangan panggil aku Mbak dong, panggil aku Sherry!” Sherry tidak
mbak tua ini tadi membalas ucapanku tadi dengan muka yang ditekuk dan mata yang
menyambar seolah matanya ikut berkata” aku masih 18 tahun” dengan jelas.
Yap kode namaku Phoeniex entah mengapa, Anggota kepolisian Interpol ini membutuhkannya
dalam tugasnya yang entah keberapa. Julukan itu aku dapat karena berhasil
memecahkan kasus Pembunuhan yang meninggalkan simbol burung Phoeniex. Itulah
sebabnya kode namaku adalah Phoeniex.
Kasus waktu itu memakan korban hingga 10 orang siswa SMA. Pembunuh meninggalkan
jejak seolah – olah berkata’temukan aku dan bunuh aku’ terdengar sombong untuk
makhluk rendah macam mereka. Pembunuh itu berhasil tertangkap dengan
meninggalkan bukti pin burung Phoeniex, aku yang menyadarinya berhasil
menemukan tempat pelaku hanya bermodal peta kota ini dan entah mengapa mereka
menggap aku hebat dan mengagung – agungkan aku sebagai Detektif SMA hingga
sekarang .
“Eh
phoeniex hari pertamaku masuk sekolah apa aku harus memangilmu Kidan atau
ki-chan ?” hey apa –apan dengan nama Ki-chan itu terdengar memalukan entah
mengapa aku merasa nama itu seperti nama binatang peliharanan.
“KYAAAA!!!!”kali ini Sherry berteriak seseorang yang kami awasi dari berangkat
sekolah tadi, tiba – tiba tubuhnya meledak berkeping – keeping. Darah
berhamburan kemana – kemana. Bercak darah bertempelan di sekitar hodieku. Ini
terasa mengerikan atau mustahil orang tadi meladak pikirku. Semua orang yang
ada di jalan yang kami lewati berkumpul memperhatikan bagaimana sisa – sisa tubuh anak
tersebut masih bergerak dan kemudian berhenti.
Seperti
Ikan yang baru saja dipotong, serpihan tubuh itu mengeluarkan bau amis yang
peka. Semua hanya bisa terdiam, tatapan kebingungan dan ketaktutan seolah
menghampiri mereka seperti sebuah bayangan kegelapan menurutku.
Segera kutarik Sherry dari kerumunan orang itu, kelihatan dia sangat terkejut
melihat kejadian itu, biarpun dia dikatakan agen Interpol tapi sepertinya dia
tidak pernah melihat seorang meledak di depan matanya, tentu saja tidak,
mengingat pelatihan Interpol tidak pernah menggunaakan mayat asli dan
meledakanya. Mungkin melihat potongan mayat adalah hal biasa tapi
meledak di depan mata, sungguh lelucon yang tidak lucu.
“Dia meledak Ki –chan, di meledak kan? Aku tidak salah liatkan!” apa – apaan
dengan Ki – chan itu terdengar sangat memalukan, tunggu dulu bukan saatnya
memikirkan tentang nama bodoh itu. Kalau tidak cepat – cepat semua keadaan
bertambah runyam.
“Segera telepon polisi yang lain!” ucapku pada Sherry sambil menghapus pikiran
bodoh tadi. Menemukan pembunuh itu akan sangat gampang jika situasinya begini.
“Biarpun setenang apa mereka membunuh,pasti menunjukan tanda – tanda
keterlibatan!” itu adalah kata – kata yang kutahu, manusia adalah makhluk yang
ekspresif semua bagian tubuhnya terhubung ke dalam pikirannya. Jadi menebak,
tidak tapi menyimpulkan adalah keahlianku.
Satu – satu mata orrang – orang kuperhatikan tapi yang tampak hanya kegelisahan
membuatku semakin sulit untuk mencari pelaku. Walaupun dia menggunakan suatu
trik tapi mata tidak pernah berbohong. Pasti ada ekspresi puas dalam dirinya.
“TUIIT…TUIITT…TUIITT!!”
Sepertinya polisi yang di panggil Sherry sudah datang mereka tidak memakai
seragam khusus melainkan memakai jas coklat dengan celana panjang hitam, dari
yang kulihat mereka kira-kira berjumlah 4 orang, dengan sepatu hitam yang
kontras langkah mereka terdengat tegas. Salah seorang yang ada dari 4 orang
itu, cukup kukenal wajahnya terlihat gelisah dan kini dia menghampiriku.
“Lebih baik kau pulang Kidan, ini sekarang urusan polisi!!”ucap seorang polisi
yang sudah lamaku kenal dia Light tentu saja itu bukan nama aslinya seetiap
polisi yang di tugaskan di bagian Interpol memakai nama palsu, tentu saja Sherry
juga nama palsu. Light iyalah seorang polisi dengan tinggi kira – kira 178 cm,
keahlianya dalam bidang menembak tidak tertandingi belum lagi di bidang bela
diri tangan kosong dia cukup disegani.
“Apa – apan kau Light, hari ini aku sekolah, jadi tidak mungkin pulang!”kali
ini aku membalasan ucapan Light dengan dingin tentu saja ini semua demi
penangkapan pelaku pengeboman ini.
Wajahnya
Light terlihat gusar matanya terlihat tidak tegas seolah ada bagian dalam
dirinya yang melarang. Tapi tatapannya berubah tegas dengan posisi untuk
membuat diriku tenang, ada apa dengannya.
“Ayahmu tewas beserta 3 kakak dan ibumu!”ucap Light membuatku terkejut. Ayah
adalah anggota terbaik COPASUS mana mungkin dia terbunuh, belum lagi ke 3 kakak
ku adalah anggota militer yang hebat. Tidak mungkin mereka tewas, apa ini
lelucon, ini tidak lucu kan.
“Ayahmu terbunuh dengan konsep yang sama ledakan pada bagian perut, bom yang di
gunakan tidak di ketahui. Dalam penyerangan tidak di temukan sidik jari.
Maaf kan kami Kidan!” ucap Light dengan nada sendu, Light adalah pria yang
bertanggung jawab. Jadi mendengarnya meminta maaf seolah memberikan
kehormatannya padaku.
“Ini tidak mungkin, mereka
tewas, jangan membual Light, kau tau ayah dan kakak – kakakku itu bukan orang
sembarang!”ucapku sambil belari menuju rumah. Sherry yang melihat hal itu pun
ikut berlari mengejarku.
Jalan - jalan yang kulalui
terasa lama, butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai kerumah. Yang ada di
benakan cuma ‘ini bohong kan- ini bohongkan’ hal itu terus berulang – ulang di
kepalaku. Kenapa mereka sampai di bunuh seperti itu “apa maunya, kenapa harus
keluargaku”jeritku dalam pikiran.
Langkah ini begitu cepat hingga
tidak memperdulikan orang lain yang lalu- lalang. Tanpa sadar aku sudah sampai
di pertiga jalan menuju rumah yang ada didekat situ. Rumah dengan
cat biru dan putih.
Tatapanku kini teralih pada
seorang berdiri didekat tiang penyangga listrik badannya yang kurus dengan tatapan
yang kosong. Rambutnya yang tak terlihat menutupi wajahnya dia seperti grim di
pagi hari dengan pakaian serba hitam. Tangan kirinya yang memegang jam bandul
memberi kesan seperti orang tahun 80an.
“Salam kenal, Aku Ras Bommber
yang akan menghapuskan mu sebagai ras terakhir Timur tengah!”ucapnya dengan
mata masih dengan tatapan kosongnya.
“Kau mau membunuhku seperti
keluargaku?” tanyaku geram sambil mengepalkan tinju ditangan.
“Bisa dibilang begitu, aku harus
menghapuskan ras kalian dari sejarah dunia ini!”kini orang itu mulai tertawa
sehabis melontarkan kata – kata tadi.
“Apa salah kami, kenapa kau
membunuh seluruh keluargaku!”kali ini aku mulai mempertanyakan situasi ini
padanya.
“Bisa dibilang ini dendam masa
lalu, kalian telah menghancurkan setengah dari keluarga kami, membuat hidup
kami menderita, menjadikan kami seperti binatang!” katanya dengan suara lirih
sambil tersenyum pahit.
“kami bahkan tidak pernah
menyerang kalian!”kali ini ku meninggikan suaraku dengan tatapan tajam.
“Pembelaanmu cuma omong kosong,
kalian ras berengsek!” tiba – tiba orang itu lari mendekatiku dengan kecepatan
yang luar biasa aku tersentak kaget dan tak bisa berlari.
“MATI LAH KAU RAS BRENGSEK!!”tangannya
kemudian ingin mencengkram muka ku tapi tiba – tiba di tepis oleh tangan
seseorang.
“Sudah cukup kau,
melakukan semua ini!”ucap seorang lelaki dengan tinggi yang besar dia memakai
kaos oblong dengan warna hitam dan bagian lehernya bertato A.P. Matanya yang
merah menambah kesan di bukan orang sembarang.
“Oi oi.. apa yang dilakukan
komandan terbuang disini!” ucapnya dengan nada setengah mengejek.
keren...asah lagi kemampuannmu
ReplyDeletefree download wallpaper, video, game, themes wapezy.com
Arigatou punya usul ga lanjutkan chapter ini
ReplyDeleteMenarik! Saya suka cerita bernuansa seperti ini. Walau ada beberapa type. Dan penggunaan partikel "di" serta "ke" yang kurang tepat. Misal: bukan disini. Tapi yang benar menurut EYD "di sini"
ReplyDeleteKeep writing ^^
*typo
ReplyDelete