blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Sunday 13 January 2013

MY LAW CHAPTER 1

Title    : My Law
Genre  : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 01

 01 Tragedi
“Setiap orang mempunyai tujuan hidup. Tujuan itulah yang membuatmu bisa hidup hingga titik darah hidupmu. Sedangkan untuk menggapainya dibutuhkan motivasi. Motivasi itulah yang harus dimiliki untuk bertahan hidup, singkatnya tanpa motivasi kita seperti manusia tanpa tujuan, fase inilah yang di sebut fase kriminal. Dimana seseorang hanya hidup untuk kesenangan dunia tanpa memikirkan orang lain. Menurutku Motivasi itu berasal dari keluarga, kekasih, sahabat, teman, kerabat, dan impian.” Itu adalah kaliamat terpanjang yang kudengar dari mulutnya walaupun berisik, entah kenapa wanita dari bagian Interpol ini membuatku sedikit kesal

“Mungkin tesis Anda akan mendapat nilai C mbak, jika menggunakan data  yang tidak relevan begitu!” kali ini aku membalas ucapannya dengan wajah sedikit santai, walaupun tertutup Hodie yang kukenakan dia menatapku seolah menatap seorang musuh.

“Hey Phoeniex, aku cuma beberapa tahun diatasmu, jangan panggil aku Mbak dong, panggil aku Sherry!” Sherry tidak mbak tua ini tadi membalas ucapanku tadi dengan muka yang ditekuk dan mata yang menyambar seolah matanya ikut berkata” aku masih 18 tahun” dengan jelas.

            Yap kode namaku Phoeniex entah mengapa, Anggota kepolisian Interpol ini membutuhkannya dalam tugasnya yang entah keberapa. Julukan itu aku dapat karena berhasil memecahkan kasus Pembunuhan yang meninggalkan simbol burung Phoeniex. Itulah sebabnya kode namaku adalah Phoeniex.

            Kasus waktu itu memakan korban hingga 10 orang siswa SMA. Pembunuh meninggalkan jejak seolah – olah berkata’temukan aku dan bunuh aku’ terdengar sombong untuk makhluk rendah macam mereka. Pembunuh itu berhasil tertangkap dengan meninggalkan bukti pin burung Phoeniex, aku yang menyadarinya berhasil menemukan tempat pelaku hanya bermodal peta kota ini dan entah mengapa mereka menggap aku hebat dan mengagung – agungkan aku sebagai Detektif SMA hingga sekarang .
          
            “Eh phoeniex hari pertamaku masuk sekolah apa aku harus memangilmu Kidan atau ki-chan ?” hey apa –apan dengan nama Ki-chan itu terdengar memalukan entah mengapa aku merasa nama itu seperti nama binatang peliharanan.

            “KYAAAA!!!!”kali ini Sherry berteriak seseorang yang kami awasi dari berangkat sekolah tadi, tiba – tiba tubuhnya meledak berkeping – keeping. Darah berhamburan kemana – kemana. Bercak darah bertempelan di sekitar hodieku. Ini terasa mengerikan atau mustahil orang tadi meladak pikirku. Semua orang yang ada di jalan yang kami lewati berkumpul  memperhatikan bagaimana sisa – sisa tubuh anak tersebut masih bergerak dan kemudian berhenti.
           
            Seperti Ikan yang baru saja dipotong, serpihan tubuh itu mengeluarkan bau amis yang peka. Semua hanya bisa terdiam, tatapan kebingungan dan ketaktutan seolah menghampiri mereka seperti sebuah bayangan kegelapan menurutku.

            Segera kutarik Sherry dari kerumunan orang itu, kelihatan dia sangat terkejut melihat kejadian itu, biarpun dia dikatakan agen Interpol tapi sepertinya dia tidak pernah melihat seorang meledak di depan matanya, tentu saja tidak,  mengingat pelatihan Interpol tidak pernah menggunaakan mayat asli dan meledakanya. Mungkin melihat potongan mayat adalah hal biasa tapi meledak di depan mata, sungguh lelucon yang tidak lucu.

            “Dia meledak Ki –chan, di meledak kan? Aku tidak salah liatkan!” apa – apaan dengan Ki – chan itu terdengar sangat memalukan, tunggu dulu bukan saatnya memikirkan tentang nama bodoh itu. Kalau tidak cepat – cepat semua keadaan bertambah runyam.
            “Segera telepon polisi yang lain!” ucapku pada Sherry sambil menghapus pikiran bodoh tadi. Menemukan pembunuh itu akan sangat gampang jika situasinya begini.
            “Biarpun setenang apa mereka membunuh,pasti menunjukan tanda – tanda keterlibatan!” itu adalah kata – kata yang kutahu, manusia adalah makhluk yang ekspresif semua bagian tubuhnya terhubung ke dalam pikirannya. Jadi menebak, tidak tapi menyimpulkan adalah keahlianku.
            Satu – satu mata orrang – orang kuperhatikan tapi yang tampak hanya kegelisahan membuatku semakin sulit untuk mencari pelaku. Walaupun dia menggunakan suatu trik tapi mata tidak pernah berbohong. Pasti ada ekspresi puas dalam dirinya.

            “TUIIT…TUIITT…TUIITT!!”

            Sepertinya polisi yang di panggil Sherry sudah datang mereka tidak memakai seragam khusus melainkan memakai jas coklat dengan celana panjang hitam, dari yang kulihat mereka kira-kira berjumlah 4 orang, dengan sepatu hitam yang kontras langkah mereka terdengat tegas. Salah seorang yang ada dari 4 orang itu, cukup kukenal wajahnya terlihat gelisah dan kini dia menghampiriku.

            “Lebih baik kau pulang Kidan, ini sekarang urusan polisi!!”ucap seorang polisi yang sudah lamaku kenal dia Light tentu saja itu bukan nama aslinya seetiap polisi yang di tugaskan di bagian Interpol memakai nama palsu, tentu saja Sherry juga nama palsu. Light iyalah seorang polisi dengan tinggi kira – kira 178 cm, keahlianya dalam bidang menembak tidak tertandingi belum lagi di bidang bela diri tangan kosong dia cukup disegani.

            “Apa – apan kau Light, hari ini aku sekolah, jadi tidak mungkin pulang!”kali ini aku membalasan ucapan Light dengan dingin tentu saja ini semua demi penangkapan pelaku pengeboman ini.

            Wajahnya Light terlihat gusar matanya terlihat tidak tegas seolah ada bagian dalam dirinya yang melarang. Tapi tatapannya berubah tegas dengan posisi untuk membuat diriku tenang, ada apa dengannya.

            “Ayahmu tewas beserta 3 kakak dan ibumu!”ucap Light membuatku terkejut. Ayah adalah anggota terbaik COPASUS mana mungkin dia terbunuh, belum lagi ke 3 kakak ku adalah anggota militer yang hebat. Tidak mungkin mereka tewas, apa ini lelucon, ini tidak lucu kan.

            “Ayahmu terbunuh dengan konsep yang sama ledakan pada bagian perut, bom yang di gunakan tidak di ketahui. Dalam penyerangan tidak di temukan sidik jari. Maaf kan kami Kidan!” ucap Light dengan nada sendu, Light adalah pria yang bertanggung jawab. Jadi mendengarnya meminta maaf seolah memberikan kehormatannya padaku.

“Ini tidak mungkin, mereka tewas, jangan membual Light, kau tau ayah dan kakak – kakakku itu bukan orang sembarang!”ucapku sambil belari menuju rumah. Sherry yang melihat hal itu pun ikut berlari mengejarku.
           
Jalan -  jalan yang kulalui terasa lama, butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai kerumah. Yang ada di benakan cuma ‘ini bohong kan- ini bohongkan’ hal itu terus berulang – ulang di kepalaku. Kenapa mereka sampai di bunuh seperti itu “apa maunya, kenapa harus keluargaku”jeritku dalam  pikiran.

Langkah ini begitu cepat hingga tidak memperdulikan orang lain yang lalu- lalang. Tanpa sadar aku sudah sampai di pertiga jalan menuju rumah yang ada didekat situ. Rumah dengan cat biru dan putih.
           
Tatapanku kini teralih pada seorang berdiri didekat tiang penyangga listrik badannya yang kurus dengan tatapan yang kosong. Rambutnya yang tak terlihat menutupi wajahnya dia seperti grim di pagi hari dengan pakaian serba hitam. Tangan kirinya yang memegang jam bandul memberi kesan seperti orang tahun 80an.
           
“Salam kenal, Aku Ras Bommber yang akan menghapuskan mu sebagai ras terakhir Timur tengah!”ucapnya dengan mata masih dengan tatapan kosongnya.

“Kau mau membunuhku seperti keluargaku?” tanyaku geram sambil mengepalkan tinju ditangan.
           
“Bisa dibilang begitu, aku harus menghapuskan ras kalian dari sejarah dunia ini!”kini orang itu mulai tertawa sehabis melontarkan kata – kata tadi.
           
“Apa salah kami, kenapa kau membunuh seluruh keluargaku!”kali ini aku mulai mempertanyakan situasi ini padanya.
           
“Bisa dibilang ini dendam masa lalu, kalian telah menghancurkan setengah dari keluarga kami, membuat hidup kami menderita, menjadikan kami seperti binatang!” katanya dengan suara lirih sambil tersenyum pahit.
           
“kami bahkan tidak pernah menyerang kalian!”kali ini ku meninggikan suaraku dengan tatapan tajam.
           
“Pembelaanmu cuma omong kosong, kalian ras berengsek!” tiba – tiba orang itu lari mendekatiku dengan kecepatan yang luar biasa aku tersentak kaget dan tak bisa berlari.
           
“MATI LAH KAU RAS BRENGSEK!!”tangannya kemudian ingin mencengkram muka ku tapi tiba – tiba di tepis oleh tangan seseorang.
           
“Sudah  cukup kau, melakukan semua ini!”ucap seorang lelaki dengan tinggi yang besar dia memakai kaos oblong dengan warna hitam dan bagian lehernya bertato A.P. Matanya yang merah menambah kesan di bukan orang sembarang.
           
“Oi oi.. apa yang dilakukan komandan terbuang disini!” ucapnya dengan nada setengah mengejek.

4 comments:

  1. keren...asah lagi kemampuannmu

    free download wallpaper, video, game, themes wapezy.com

    ReplyDelete
  2. Arigatou punya usul ga lanjutkan chapter ini

    ReplyDelete
  3. Menarik! Saya suka cerita bernuansa seperti ini. Walau ada beberapa type. Dan penggunaan partikel "di" serta "ke" yang kurang tepat. Misal: bukan disini. Tapi yang benar menurut EYD "di sini"
    Keep writing ^^

    ReplyDelete